Kamis, 18 Juni 2009

tugas filsafat

USAHA GURU MEMPERBINCANGKAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(pembelajaran aktif(active learning))

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran matematika di sekolah memerlukan dua pihak, pengajar dan pelajar. Proses belajar-mengajar harus aktif dan dinamis. Sistem pembelajaran satu arah tidak seharusnya dianut lagi. Pembelajaran harus berlangsung dua arah, masing-masing pihak harus bekerjasama dan memainkan peran untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses.Sebagian besar siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika termasuk mata pelajaran yang kurang menarik dan kurang menyenangkan. Bahkan siswa-siswa di sekolah-sekolah yang berada di pelosok atau pinggiran masih banyak yang menganggap bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit, memusingkan dan membosankan. Anggapan-anggapan yang “tidak simpatik” terhadap pelajaran matematika tersebut berdampak buruk terhadap pencapaian prestasi para siswa.
Selama asusmsi siswa terhadap pelajaran matematika masih negatif, sangat sulit bagi seorang guru untuk menuntaskan para siswanya dalam pembelajaran matematika sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan. Sebab apabila para siswa sudah mulai tidak menyukai pelajaran matematika, akan berakibat siswa menjadi malas berfikir yang diawali dengan malas berfikir dalam pelajaran matematika dan selanjutnya akan berdampak pada mata pelajaran lain yang memerlukan penalaran.Maka diperlukan pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dan menjadikan guru sebagai guru yang professional dalam pembelajaran matematika.Pada tulisan ini akan dibahas tentang pembelajaran aktif atau sering disebut dengan active learning.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian matematika?

2. Apa pengertian active learning?

3. Bagaimana karakteristik model pembelajaran active learning dalam pembelajaran matematika?

4. Bagaimana peran guru dalam pembelajaran active learning?

5. Bagaimana karakteristik siswa dalam pembelajaran active learning?

1.3. Tujuan

1. Mendiskripsikan pengertian matematika

2. Mendiskripsikan pengertian active learning

3. Mendiskripsikan karakteristik model active learning dalam pembelajaran matematika.

4. Mendiskripsikan peran guru dalam active learning

5. Mendiskripsikan karakteristik siswa dalam active learning

BAB II.

PEMBELAJARAN AKTIF(ACTIVE LEARNING)

DALAM MATEMATIKA

2.1 Apakah Matematika?

Sebenarnya, pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.

Matematika sering dianggap pelajaran yang sulit, agar anggapan itu tidak lagi ada maka pembelajaran matematika seharusnya diciptakan dengan pembelajaran aktif. Matematika secara umum adalah sebuah ilmu hitung. Matematika dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, beraneka topik dan pola, bentuk, dan entitas. Para matemtikawan mencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif lainnya,berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer, abtraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya Dalam pandangan formalis matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan lgika dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filsafat matematika. Para matematikawan merumuskan kebenaran melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih dan saling bersesuaian.

Menurut Euclid, terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari kenyataan. Seorang matematikawan Bnenjamin Peirce menyebut matematika sebagai “ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting. Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika. Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk

2.2 Pengertian Active Learning

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajajri dalam kelas cenderung dilupakan.

Dalam saat-saat awal dari kegiatan belajar aktif, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Arti pentingnya jangan dipandang rendah sekalipun pelajarannya hanya berlangsung satu jam pelajaran. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan tim membantu siswa untuk lebih menguasai satu sama lain dan menciptakan semangat kerjasama dan interdependensi.

2. penilaian sederhana:pelajarilah sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.

3. Keterlibatan belajar langsung: ciptakan minat awal terhadap pelajaran.


Ketiga tujuan di atas, bila dicapai, akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif. Dengan hanya memakan waktu sekitar lima menit (tergantung dari lamanya waktu pelajaran) untuk mengawali pelajaran yang bisa berlangsung hingga dua jam, alokasi waktu pembuka ini sudah cukup memadai. Memperkenalkan kembali aktivitas ini dari waktu ke waktu selama pelajaran juga akan membantu memperbarui pembentukan tim, memperbaiki penilaian, dan menciptakan kembali minat terhadap mata pelajaran.

2.3 Karakteristik Model Active Learning dalam Pembelajaran Matematika.

Sebagian besar siswa masih menganggap bahwa pelajaran matematika termasuk mata pelajarn yang kurang menarik dan kurang menyenangkan. Bahkan siswa-siswa di sekolah-sekolah yang berada di pelosok atau pinggiran masih banyak yang menganggap bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit, memusingkan dan membosankan. Anggapan-anggapan yang “tidak simpatik” terhadap pelajaran matematika tersebut berdampak buruk terhadap pencapaian prestasi para siswa.
Selama asusmsi siswa terhadap pelajaran matematika masih negatif, sangat sulit bagi seorang guru untuk menuntaskan para siswanya dalam pembelajaran matematika sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan.

Apabila siswa sudah mulai tidak menyukai atau bosan terhadap pelajaran matematika, siswa akan malas untuk berpikir dan selanjutnya siswa akan malas dan tidak mau untuk menyelesaikan soal atau permasalahan matematika. Bukan hanya itu, tapi juga akan berdampak pada mata pelajaran lain yang juga memerlukan penalaran seperti matematika. Apabila dalam pembelajaran matematika siswa masih pasif yang hanya mendengarkan guru saja maka siswa tidak akan dapat menyimpan apa yang mereka terima.

Pembelajaran matematika yang hanya didominasi oleh guru tanpa melibatkan siswa, maka siswa akan mengikuti palajaran hanya mendengarkan guru dan menunggu guru saja tidak ada rasa ingin tahu, tidak ada keinginan untuk bertanya, tidak ada minat lain kecuali hanya mengejar nilai bagaimanapun caranya. Sebaiknya apabila pembelajaran matematika dikemas sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktif, maka siswa akan mengupayakan sesuatu tidak hanya berharap dari gurunya semata.Diantaranya, siswa akan menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah-masalah, dan mencari cara secara aktif cara untuk mngerjakan soal atau tugas. Siswa tidak hanya menunggu info dari guru saja tapi mereka akan lebih aktif untuk mencari informasi dari luar. Dalam pembelajaran matematika tidak hanya bersifat abstrak tetapi juga dapat bersifat konkrit yaitu dengan cara melalui buku-buku latihan dan mempraktekkan dalm kehidupan sehari-hari. Ini akan dapat menentukan konsep pemahaman siswa.

Pembelajaran siswa aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini ( Schrouder ). Siswa masa kini cenderung untuk berkelompok melakukan berbagai aktifitas. Sehingga siswa masa kini sebagian besar bisa beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan kelompok atau belajar bersama, mereka akan dapat bertukar pikiran dalam belajar kelompok. Agar pembelajaranmatematika dapat berlangsung efektif dengan mellllllibatkan siswa secara aktif, maka pembelajaran dapat dilakukan dengan cara :

1. Diskusi dan proyek kelompok kecil.

2. Presentasi dan debat dalam kelas.

3. Pengalaman lapangan, dengan cara pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Misal untuk mengetahui 1 ons ada berapa gram siswa disediakan timbangan (alat ukur berat) dan siswa menimbangnya.

Ada baiknya guru memberikan pelajaran singkat setelah berlangsungnya pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara aktif guna menghubungkan antara apa yang dialami siswa dengan konsep-konsep yang hendak disampaikan oleh guru.

2.4 Peran Guru dalam Active Learning.

Peran guru sangatlah penting dalam pembelajaran matematika. Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari seorang guru yang dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika., yaitu :

1. Guru harus mampu menjabarkan bahan ajar . Di sinni guru dituntut untuk dapat menjabarkan suatu masalah, misalkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk dapat diselesaikan diskusi dengan teman, demonstrasi siswa, selain dalam bentuk pertanyaan juga dapat dalam bentuk konsep dan prinsip agar dapat diaplikasikan oleh siswa.

2. Guru harus dapat merumuskan tujuan kognitif, seperti analisis, evaluasi sehingga dalam kegiatan ini dapat melibatkan siswa yang aktif.

3. Guru harus menguasai cara belajar yang efektif yang melibatkan siswa secara aktif.

4. Guru harus memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang di asuhnya, sehingga selalu berupaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

5. Dalam proses active learning guru juga sebaiknya terampil dalam membuat alat peraga, permainan agar siswa tidak mudah bosan.

6. Guru juga harus terampil dalam menggunakan metode-metode yang melibatkan keaktifan siswa.

7. Guru juga harus terampil berinteraksi dengan siswa.

8. Gru juga harus bisa memahami karakteristik siswa terutama cara belajar, kemampuan dan kebiasaanbelajarnya.

9. Terampil menggunakan sumber-sumber belajar siswa sebagai media pembelajaran dan mampu memimpin siswa dalam belajar.

Jika guru mempunyai kemampuaan seperti yang telah disebutkan di atas suatu pembelajaran aktif akan berjalan efektif. Dalam active learning guru juga dituntut untuk lebih kreatif menggunakan metode pembelajaran.

2.5 Karakteristik Siswa dalam Active Learning.

Karakteristik siswa dalam pembelajaran aktif menurut Ebbutt dan Straker(1995:60-65), memberikan pandangannya bahwa agar potensi siswa dapat berkembang dan mempelajari secara optimal, asumsi tentang karakteristik siswa dan implikasi terhadap pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1. Siswa harus punya motivasi untuk belajar matematika. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah guru perlu :

a. Menyediakan kegiatan yang menyenangkan.

b. Memperhatikan keinginan siswa.

c. Membangun pengertian melalui apa yang diketahui siswa.

d. Menciptakan suasana kelas yang mendukung untuk belajar.

e. Memberikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.

f. Memberikan kegiatan yang menantang.

g. Memberikan kegiatan untuk mencapai keberhasilan.

h. Menghargai pencapaian siswa.

2. siswa mempelajari matematika dengan caranya sendiri. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah guru perlu :

a. Mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa.

b. Merencanakan kegiatan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

c. Membangun keterampilan siswa.

d. Membuat catatan kemajuan siswa.

3. Siswa mempelajari matematika dengan mandiri dan kerja kelompok.

4. Siswa perlu untuk suasana dan konteks yang berbeda-beda dalam pembelajaran matematika.

Dalam pembelajaran aktif siswa juga sudah harus mempunyai motivasi untuk belajaran. Sikap aktif siswa dapat timbul dari cara guru mengajar.

BAB III.

KESIMPULAN

Pembelajaran matematika yang hanya berpusat pada guru akan sangat membosankan siswa, maka dari itu diperlukan pembelajaran yamg melibatkan siswa atau disebut Active Learning. Dalam Active Learning peran siswa dan peran guru sangatlah penting. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menimbulkan motivasi dan keaktifan siswa. Siswa harus mempunyai motivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sabda.org/pepak/pustaka/061114/

http://nurulzainab.blogspot.com/2009/05/active-learning.html

http://kaisan.tblog.com/post/1969985629

http://www.fortunecity.com/millennium/oldemill/498/jzeleny/bab8.htm

Selasa, 05 Mei 2009

Pernbincangan lingkaran dan bagian-bagiannya

Pernbincangan lingkaran

dan bagian-bagiannya

Lingkaran :”Aku adalah bangun datar,yang mempunyai luas dan keliling.Yang mengelilingku merupakan kumpulan titik-titik yang jaraknya sama dari pusatku. Di dalamku ada kalian wahai bagian-bagianku.”

Bagian I :”Wahai lingkaran aku ada dalam dirimu dan berjalan dari 1 titik di kelilingmu melewati pusatmumenuju titik di kelilingmu yang lain yang berlawanan dari asalku.Orang menyebutku diameter.”

Bagian II :”Wahai lingkaran aku ada dalam dirimu dan berjalan dari 1 titik di kelilingmu menuju pusatmu dan ku hentikan langkahku.orang menyebutku jari-jari.aku juga merupakan setengah dari diameter.”

Bagian III:”Wahai lingkaran aku juga merupakan bagianmu. Aku menghubungkan 2 titik yang ada pada kelilingmu dengan garis lurus melewati bagian dalammu. Garis lurus itu adalah aku. Orang menyebutku sebagai tali busurmu.”

Bagian IV :”Wahai lingkaran aku adalah bagian dari dirimu.Aku merupakan dalam tali busur dan juga dibatasi oleh kelilingmu yang dibatasi oleh dua titik yang dihubungkan oleh tali busur.Orang menyebutku sebagai temberengmu.”

Bagian V ;”Wahai lingkaran aku juga merupakan bagianmu. Aku adalah daerah yang dibatasi oleh dua jari-jarimu yang berlawanan arah dan keduanya meberjalan menuju kelilingmu. Keliling yang dibatasi oleh perpotongan jari-jari dan keliling juga membatasiku.Orang menyebutku sebagai juringmu.”

Bagian VI :”Wahai lingkaran aku ada dalam dirimu. Aku berjlan dari tengah tali busur menuju pusatmu.aku garis lurus dan tegak lurus dengan tali busurmu. Orang menyebutku sebagai Apotema.”

Lingkaran :” Wahai diameter, jari-jari,tali busur, tembereng, juring,apotema jika kalian semua bagian-bagianku,pasti kalian semua ada dalam diriku.Jika kalian tidak ada aku hanyalah sebagai aku tanpa kalian.”

Kamis, 12 Maret 2009

FILSAFAT DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Sejarah filsafat adalah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan filsafat dari seluruh bangsa dalam sejarah.Sejarah filsafat bukan satu-satunya filsafat. Akan tetapi jika pengantar sejarah diberikan di samping pengantar sistematis maka ia akan sangat besar faedahnya.

Filsafat Barat :

Filsafat Barat dimulai dari Yunani.Sifat-sifat Filsafat Yunani sangatlah mempengaruhi alam pikiran Barat.Filsafat alam mencari penjelasan daripada alam, khususnya terjadinya segala-galanya dari prinsip pertama. Tokohnya Mashab Miletos, pytagoras, Heraklitos, Jonisi. Perkembangan memusatkan penyelidikan pada manusia, filsafat alam tak dapat memberikan jawaban yang memuaskan.Perkembanga filsafat pada zaman purba baru bersikap religious atau kebatinan.

Filsafat Barat pada zaman pertengahan bersifat patristic yaitu di dunia Barat agama katholik mulai tersebar dengan ajaran tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etikanya.Untuk mempertahankan dan menyebarkan maka mereka menggunakan filsafat Yunani. Perkembangan khususnya tentang kebebasan manusia, kepripadiaan,kesusilaan dan sifat Tuhan.

Skolastik, sesudah agustinus runtuh, pemikir yang tampil kemuka adalah Skotus Erigena sehingga disebut skolastik karena filsafatnya diajarkan pada universitas atau sekolah-sekolah pada waktu itu.

Perkembangan baru karena adanya universitas-universitas di Paris, karangan – karangan Aristoteles mulai dikenal umum melalui filsuf-filsuf Yunani. Ada tiga aliran besar yaitu :

a. Pengikut-pengikut Agustinus.

b. Pengikut-pengikut Ibn Rushd.

c. Pengikut-pengikut Aristoteles.

Perbedaan filsafat dan agama serta sintetisnya, pemecahan soal-soal besar tentang pengetahuan tentang “ada” dan dasarnya tentang etika. Pengaruhnya sangat kuat sampai sekarang.

Filsafat Modern

Pada zaman kebebasan menjadi anarkhi. Ilmu alam dan ilmu pasti mulai berkembang.

1. Filsafat Perancis

Rene Descartes disebut sebagai bapak filsafat modern. Ia mempermasalahkan metode, kebimbangan metodis satu-satunya yang pasti :” Aku berpikir maka aku ada”(cogito ergo sum).

Filsafat di Perancis bersifat tradisionalisme dan fedeisme, Revolusi denagn latar belakang rasionalisme dan materialism menimbulkan reaksi-reaksi lebih mementingkan dasar-dasar kesusilaan.

Bersifat Spiritualisme yaitu bersifat kerohanian daripada kesadaran manusia diakui dan dipentingkan lagi. Positivisme Reaksi terhadap subyektivisme dan idealism Hegel.

2. Filsafat Belanda

Baruh de Spinoza terkenal karena karangannya “Athica” yang secar ailmu menguraikan seluruh filsafatnya.

3. Filsafat Jerman

Gottfried Wilhelm Leibnits yang mencari sintesis antara pandangan –pandangan mechanic organis, antara ilmu penetahuaan dan agama, materi dan roh , keharusan dan kebebasan, ilmu alam dan sejarah.

Bersifat Idealisme yaitu logis dari subyektivisme Kant. Relisme, ajaran Kant diteruskan menurut sudut obyek oleh Johan Hebart yang terkenal dengan ilmu jiwa.Pesimisme, berarti sengsara, hampa dan kosong.

4. Filsafat Inggris

Filsafat Inggris tetap empiristis tetapi dipengaruhi oleh kritisme Jerman dan Positivism Perancis.